Halaman

Selasa, 08 Maret 2011

Jika Kau Sedang Jatuh Cinta

"Bila kau cinta diriku karena Allah, kau memilihku
sebagai pendampingmu nanti juga karena Allah,
bersabarlah...tunggu ku di ujung waktu, tunggulah
dengan keikhlasan dan kesabaran. Tidakkah kau
tahu betapa manisnya buah kesabaran dan
keikhlasan itu. Tunggulah...jika kau tak sanggup
dan tak mampu, kita tak ada ikatan apa pun, ada
banyak mujahid yang lebih teguh dari diriku. Aku
harus meraih citaku, memperindah akhlakku agar
kumampu memimpin rumah tangga dengan
teguh. Kumampu menahkodai bahteraku nanti
dalam indah atau dalam badai. Tunggulah ku
diujung waktu, disanalah kunanti datang dan jika
Allah memang mengizinkan, kaulah yang akan
tinggal dalam bahteraku. Sekali lagi, tak ada ikatan
di antara kita, jika kau tak mampu menungguku
diujung waktu, naiklah dalam bahtera yang lain
dengan nahkoda seorang mujahid yang teguh.
Semoga Allah memberi keteguhan dalam
kesabaran dan keikhlasan. Semoga kau mengerti."
Sebuah ungkapan hati seorang ikhwan dalam
sebuah catatannya yang sebenarnya ingin dia
ungkapkan kepada seorang akhwat yang dia cinta,
tapi tak tersampaikan. Namun, karena dia lebih
cinta Allah, cinta agamanya, dia benamkan
cintanya dalam-dalam dalam lubuk hatinya untuk
nanti jika diujung waktu dia angkat kembali dan dia
layarkan dalam bahtera rumah tangga. Sebuah
keputusan tepat dan benar untuk melindungi
kesucian hati dan cintanya. Dia tahu dan dia takut
ketika sebelum diujung waktu dia sudah
bermu'amalah yang tidak syari'at, sikapnya itu bisa
mengotori hatinya. Dia tahu, walau hanya lewat
SMS, itu sudah termasuk zina, zina hati, jika tak
mampu menanggapi setiap SMS merah muda itu.
Ikhwan ini telah berpegang teguh dengan agama
Allah, Islam.
Sahabatku sayang, sudahkan kita mencoba
senantiasa menjaga hati kita tetap bersih. Menjaga
kesuciannya. Menjaga kesucian ini karena Allah,
bukan karena yang lain. Tahukah sahabat, ketika
hati kita tetap suci dan bersih, nanti, ketika di ujung
waktu, dia, yang kita nanti akan datang sebagai
bidadari, itu adalah balasan bagi kita yang mau
menjaga kesucian hati. Tidakkah kau mau
menunggu dalam kesabaran, sesungguhnya
begitu manis buah dari kesabaran itu.
Jika kubaca ungkapan hati ikhwan itu, ku jadi iri, ku
jadi malu. Ku belum mampu seperti dia yang
begitu menjaga mu'amalah dengan benar,
bersyari'at dengan teguh. Menjaga cintanya yang
teguh kepada Allah. Dia mencintai makhluk juga
karena Allah. Ku iri, tapi apa hanya iri? Bertindak, ku
harus bertindak memperbaiki akhlak dan
memperindah laku. Sahabat, kita harus
memperindah akhlak kita agar Sang Maha Cinta
tetap menjaga kesucian cinta kita. Karena Allahlah
yang Maha Menjaga.
Sahabat, cukuplah satu cinta kita, cinta kepada
Allah. Ketika kita telah cinta Allah, cinta itu akan
terdeferensiasikan kepada yang lain, kepada
Rasulullah, kepada orang tua, kepada istri/suami
kita kelak, anak-anak kita, saudara seiman dan
semuanya. Jaga cinta kita kepada Allah. Ada
sebuah pesan dari seseorang buat ana melalui SMS
yang beberapa kali pernah saya tulis di status
facebook saya:
"Bila dirimu sekarang sedang menunggu
seseorang untuk menjalani kehidupan menuju
ridho-Nya, bersabarlah dengan keindahan.. Demi
Allah, dia tidak datang karena ketampanan,
kecantikan, kepintaran ataupun kekayaan. Tapi
Allah-lah yangg menggerakkan. Janganlah tergesa
untuk mengekspresikan cinta kepada dia sebelum
Allah mengizinkan. Belum tentu yang kau cintai
adalah yang terbaik untukmu. Siapakah yang lebih
mengetahui melainkan Allah?
Simpanlah segala bentuk ungkapan cinta dan derap
hati rapat-rapat, Allah akan menjawabnya dengan
lebih indah disaat yang tepat.
-NN-"
Sahabatku sayang, jangan sampai cinta kita kepada
dia melebihi cinta kita kepada Dia.
Semoga bermanfaat.
*catatan ini untuk sahabatku semua yang sedang
menjaga cintanya dalam kesucian karena Allah...
Semangat yang akhi dan ukhty...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar