Halaman

Rabu, 09 Maret 2011

Virus Merah Muda

Bismillahirrohmaanirrohiim...

Tiba-tiba ter-trigger untuk membuat status "Sudahkah ada yang mengkhitbah ukhty"? Aneh-aneh juga pikiran ini, tapi itu yang memang terjadi.

Hal yang "pinky-pinky" menjalar setiap pribadi kawula muda. Manusiawi sekali, sangat manusiawi, kodratnya memang seperti itu. Namun, bagaimana kita menjaga, hati ini tidak terjajah oleh virus merah muda ini, bagaimana kita menjaga agar virus ini tidak menjerumuskan kita kepada kenistaan, maksiat contohnya. Virus merah muda ini dapat menjadi sumber maksiat dan zina, setuju? Tapi kalau "ente" bisa menjaga secara syar'i, mengerti dan mau menerapkan koridor syari'atnya, virus berbahaya ini akan terasa syahdu dan indah, percaya?

Saya pribadi, sebagai remaja, hehehe...masak masih remaja, anak muda lebih tepatnya, juga pernah merasakan virus ini. Merasakan bagaimana deg-degan ketika ada Si Dia, pipi pun memerah ketika namanya disebut, membuat grogi ketika saya diajak berbicara. Jadi, virus ini membuat berbunga-bunga. Ingat Film Laskar Pelangi? Ketika Ikal yang suka dengan A Ling, sepupu dari A Kiong, yang ditemuinya pertama kali di sebuah toko kelontong bernama Toko Sinar Harapan. Padahal, dalam film ini, pertama kali, Si Ikal hanya melihat tangannya saja ketika A Ling menyerahkan sekotak kapur, digambarkan dengan cahaya dan bunga-bunga yang berjatuhan, begitulah mungkin yang dirasakan oleh kita ketika merasakan virus ini. Lucu dan menarik untuk dibahas.

Bagaimana dengan Islam, apakah Islam tidak peduli dengan kasus virus merah muda yang menyerang remaja muslim dan muslimah? Menurut saya, sangat peduli. Islam mengatur sedemikian rupa hubungan atau mu'amalah diantara umatnya, khususnya yang berbeda jenis dan bukan mahram. Pertama yang diatur tentang pandangan, Islam mengaturnya di dalam Surat An Nur ayat 30 dan 31 tentang menjaga pandangan seorang muslim dan muslimah.

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. An Nuur [24]: 30)

"Katakanlah kepada wanita yang beriman: hendaklah mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. ...." (QS. An Nuur [24]: 31)

Dari sawah turun ke kali, dari mata turun ke hati. Itulah virus merah muda. Pandangan mengawali bersemainya virus ini. Selanjutnya, sesudah padangan, timbul rasa tertarik akan diikuti ingin dekat dan tahu lebih jauh. Nah, disini ada banyak alternatif untuk dekat dengan Si Dia, melalui ketemuan dan berduaan (berkhalwat) serta ngobrol, melalui teman-temannya, dan melalui SMS yang pernah saya kutip di notes saya sebelumnya dengan judul "SMS Merah Muda". Ngomongin tentang berduaan atau berkhalwat, bagaimana secara syari'at? Berdua dalam hal bukan mahram ya. Berikut hadistnya:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua. ”(HR. Ahmad 1/ 18, Ibnu Hibban [lihat Shahih Ibnu Hibban 1/ 436], At -Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Awshoth 2/184, dan Al-Baihaqi dalam sunannya 7/91. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah 1/792 no.430)

Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash bahwasanya beberapa orang dari bani Hasyim masuk (menemui) Asma ’ binti ‘Umais, lalu Abu Bakar masuk –dan tatkala itu Asma’ telah menjadi istri Abu Bakar As-Siddiq- lalu Abu Bakar melihat mereka dan ia membenci hal itu, lalu iapun menyampaikan hal itu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia berkata, “Aku tidak melihat sesuatu kecuali kebaikan”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Sesungguhnya Allah telah menyatakan kesuciannya dari perkara tersebut (perkara yang jelek) ”, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di atas mimbar dan berkata, “ Setelah hari ini tidaklah boleh seorang laki-laki menemui mughibah (yaitu seorang wanita yang suaminya sedang tidak berada di rumah) kecuali bersamanya seorang laki-laki (yang lain) atau dua orang ”

Jelas sudah, Islam peduli terhadap kita, terhadap permasalahan anak muda, tentang virus merah muda misalnya. Memberikan koridor yang jelas, pasti, aman, dan diridhoi Allah. Sebagai seorang muslim dan muslimah, seharusnya kita mengikuti jalan yang islami. Setuju?

Selanjutnya, ketika sudah tertarik, sudah dekat, ini bisa berlanjut pada pacaran. Ada kemungkinan seperti itu. Ada banyak empirical evidence (bukti empiris), kata dosen makroekonomi, tentang fenomena ini. Tinggal bagaimana menyikapi.

Orang pacaran, dapatkah kita menjamin mereka tidak pernah bersentuhan walau "cuma" pegang tangan. Mungkin ada, tapi mana yang lebih dominan di antara keduanya? Haram, hukumnya menyentuh kulit lawan jenis yang bukan mahramnya.

Hadits Rasulullah SAW Dari Ma`qil bin Yasar dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Sesungguhnya ditusuknya kepala salah seorang di antara kamu dengan jarum besi itu lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya." (HR Thabrani dan Baihaqi)

Masya Allah, Rasulullah SAW sampai bersabda seperti itu. Bagaimana dengan kita? Jika sangat sulit menghindari hal seperti ini? Masalah yang kompleks, tidak mudah, kembali kepada diri kita. Menurut saya, cobalah menghindari kondisi seperti ini. Misalnya, kumpul-kumpul, nongkrong. Kondisi seperti ini rawan untuk saling bersalaman, termasuk lawan jenis. Kemudian bagaimana bagi yang pacaran? Sulit "mungkin" untuk mengindari, "bahkan" bisa lebih hanya sekedar salaman dan bergandengan tangan. Silakan "ente" yang menjalaninya berpikir lebih dalam, saya sudah menyajikan dasar hukumnya, sudah ada hujjah yang jelas dan pasti. Tinggal "ente" mengambil keputusan yang tegas demi terjaganya kebersihan hati.

Kawanku seiman, ada beberapa hal yang jika kita tidak mampu mengatur virus ini, kita akan terjerumus dalam kenistaan. Bagaimana agar kita terhindar? Untuk pandangan, jaga pandangan. Menunduklah ketika bertemu lawan jenis, jangan malah dipuas-puaskan memelototi. Kita tahu, pandangan pertama milik kita, halal, tapi ketika yang kedua dan seterusnya, itu sudah dibumbui pernak-pernik setan. Namun, bukan berarti kita memandangnya terus-terusan tanpa berkedip, itu sama saja. Jadi, tundukkan pandangan ya.

Untuk berkhalwat, saran dari ana, hindari. Jangan berduaan dengan yang bukan mahram. Ya, kalau ingin ketemu teman yang lawan jenis, ajaklah teman lain untuk menemani. Tentunya, ketemu teman tadi dalam hal yang ma'ruf. Hindari ya teman. Buat yang sudah terlanjur pacaran, kalau memang mau merestorasi diri, silakan sedikit-sedikit mengurangi frekuensi ketemu, berhubungan. Akhirnya, tali yang tidak syar'i tadi akan putus dengan halus. Cobalah, insya Allah niat restorasi diridhoi Allah. Hindari berkhalwat ya untuk mengindari fitnah, kecuali memang suka difitnah, hehehe...

Bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahram, hukumnya haram. Deal ya. Jadi, kita coba untuk tidak bersalaman dengan siapapun yang lawan jenis selain mahram. Berusaha menghindari situasi seperti itu. Untuk yang udah terkena virus merah muda, yang sudah pacaran. Coba tolak dengan halus, sedikit demi sedikit. Beri penjelasan tentang syar'i-nya, begini dan begitu hukumnya. Beri pengertian tentang niat berubah. Insya Allah, kalau niatnya lillahi ta'ala, akan dimudahkan. Jadi, semangat untuk berhijrah ya...

Sedikit saran dari saya di atas. Semoga dapat berguna buat kita semua. Alangkah indahnya ketika kita yang sedang terjangkiti virus merah muda ini mampu menahan, membenamkan dalam-dalam sampai di saat yang diizinkan Allah, antum ungkapkan. Jalannya melalui khitbah, kemudian nikah. Tidak perlu lama-lama, takutnya fitnah. Tentunya tidak se-simple itu. Silakan teman-teman baca notes saya yang berjudul "Indahnya Ta'aruf Secara Islami". Insya Allah itu judulnya. Indah ketika seorang ikhwan mengungkapkan perasaan kepada seorang akhwat:

"Sudah adakah yang mengkhitbah ukhty?" kata ikhwan.

"Belum akh," jawab si akhwat.

"Ana berniat mengkhitbah ukhty, apa ukhty menerima khitbah ana?" tanya ikhwan.

"Jika Allah menakdirkan anta jodoh ana akh, ana terima dengan ikhlas. Jika memang anta bukan jodoh ana, khitbah ini akan terputus secara syar'i" jelas akhwat.

"Jadi ukh?" tanya ikhwan.

"Ana terima khitbah akhy. Tiga hari lagi datang ke rumah ana beserta orang tua akhy untuk melamar ana," jawab ukhwat.

"Alhamdulillah...," seru ikhwan.

Senangnya ikhwan ketika khitbahnya diterima dan akhwat senang ketika seorang ikhwan mengkhitbahnya. Jadi senyum-senyum sendiri ketika menulisnya. Tapi, ingat, ikhwan dan akhwat tadi tidak berdua saja. Ada, mungkin saudara, kakak, paman. Yang penting, ketika itu jangan berkhalwat ya. Hemmm...senangnya,hehehe...

Sedikit celotehan dari saya tentang virus merah muda, ada banyak yang lebih punya solusi tentang ini. Saya hanya memberikan tips ringan untuk antum yang mau berhijrah. Semoga manfaat, maaf jika ada kesalahan. Intinya: "JANGAN DEKATI ZINA". Allahu a'lam.

Sumber: http://www.facebook.com/narojil/posts/1698997439154?ref=notif¬if_t=feed_comment#!/note.php?note_id=10150121494653501

Tidak ada komentar:

Posting Komentar